BALIKPAPAN,kabarbpp58.net-
Kinerja
hulu migas 2019 mencatatkan sejumlah torehan positif ditengah tantangan dan
berbagai kendala yang terjadi disepanjang tahun 2019. Target APBN yang dipatok
tinggi jauh diatas usulan dari KKKS serta kemampuan teknis yang tertuang dalam
Work Program & Budget (WP&B) menjadi pelecut semangat seluruh insan
hulu migas untuk melakukan kerja yang terbaik ditahun 2019 guna mencapai target
tersebut
![]() |
Foto: Kepala SKK Migas Perwakilan KalSul Syaifudin |
Capaian lifting minyak pada 2019 yaitu
sebesar 746 ribu BOPD atau sebesar 102,3% terhadap target WP&B sebesar
729,5 ribu BOPD. Adapun jika dibanding target lifting minyak pada APBN 2019
yang dipatok sebesar 775 ribu BOPD, maka lifting minyak mencapai 96,3% dari
target. Apabila dibanding dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
sesuai Perpres 22 Tahun 2017 dimana lifting minyak diprediksi berada pada angka
580,1 ribu BOPD, maka capaian 746 ribu BOPD menunjukkan hasil yang membanggakan
dan kerja keras yang dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS. Sedangkan untuk gas,
realisasi lifting mencapai 5.934 MMSCFD atau 99,9% terhadap target WP&B
sebesar 5.937 MMSCFD. Adapun lifting gas target APBN 2019 ditetapkan sebesar
7.000 MMSCFD.
Rencana program pengeboran 36 sumur
eksplorasi pada tahun 2019 terealisasi seluruhnya (100%). Dari 36 sumur
tersebut, 18 sumur eksplorasi berhasil menemukan cadangan migas dengan total
temuan sebesar 1.165 MMBOE (minyak 385 MMBO dan gas 4,54 TCF). Dari 18 sumur
tersebut, 2 sumur eksplorasi berada di wilayah Kalsul yaitu sumur Bella-3 oleh
KKKS Caelus Energy South Bengara II Pte. Ltd. yang berada di Kabupaten Berau
berhasil menemukan cadangan gas dan sumur Morea-1 oleh KKKS PT Pertamina EP
yang berada di Kabupaten Banggai berhasil menemukan cadangan gas. Penemuan
terbesar berasal dari sumur KBD-2X oleh KKKS Repsol Sakakemang B.V. di Sumatera
yang berhasil menemukan cadangan gas sebesar 2 TCF. Penemuan cadangan gas ini
diakui dunia sebagai top finding 2019.
Diungkapkan Kepala SKK Migas Perwakilan
Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) Syaifudin, capaian lifting minyak wilayah
kalsul pada 2019 yaitu sebesar 91.426 BOPD atau sebesar 101,2% terhadap target
WP&B sebesar 90.354 BOPD, meskipun masih di bawah target APBN sebesar
111.233 BOPD. Sedangkan untuk gas, realisasi lifting mencapai 1.864 MMSCFD atau
97,2% terhadap target WP&B sebesar 1.917 MMSCFD. Adapun lifting gas sesuai
target APBN 2019 ditetapkan sebesar 2.547 MMSCFD. Realisasi lifting migas
Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) di wilayah Kalsul memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi capaian lifting nasional yaitu sebesar 12,3% untuk
lifting minyak dan 31,4% untuk lifting gas.
Dipaparkan pula oleh Syaifudin, status per 1
Januari 2020 secara nasional ada 199 Wilayah Kerja (WK) migas, dimana 63 WK
berada di wilayah Kalsul. Untuk wilayah Kalimantan Timur sendiri terdapat 33 WK
yaitu 14 WK eksploitasi, 12 WK eksplorasi dan 7 WK dalam proses terminasi.
Pada APBN 2020 ini, SKK Migas kembali
diberikan tantangan target lifting yang tinggi karena cukup jauh diatas
kemampuan teknis yang tertuang dalam WP&B. Untuk lifting minyak dipatok 755
ribu BOPD dan gas 6.670 MMSCFD. Untuk KKKS di wilayah Kalsul sendiri diberikan
target APBN lifting minyak sebesar 81.143 BOPD dan lifting gas sebesar 1.763
MMSCFD.
Ditahun 2020, SKK Migas merencanakan
aktivitas utama hulu migas sebagai berikut:
1. Kerja Ulang (workover) sebanyak 838 sumur
secara nasional, wilayah Kalsul ditargetkan 532 sumur (63% dari nasional).
2. Perawatan Sumur (well service) sebanyak
28.163 sumur secara nasional, wilayah Kalsul ditargetkan 8.245 sumur (29% dari
nasional).
3. Pengeboran Eksploitasi sebanyak 395 sumur
secara nasional, wilayah Kalsul ditargetkan 221 (56% dari nasional).
4. Pengeboran Eksplorasi sebanyak 61 sumur
secara nasional, wilayah Kalsul ditargetkan 11 sumur.
5. Survei Seismik 2D sepanjang 6.828 Km
secara nasional, wilayah Kalsul ditargetkan 596 Km.
6. Survei Seismik 3D seluas 3.772 Km2 secara
nasional, wilayah Kalsul ditargetkan 301 Km2.
Selain itu di wilayah Kalsul, pada 2020 ini
juga terdapat 12 proyek hulu migas yang aktif berjalandan 1 Proyek Strategi
Nasional (PSN) yang masih dikerjakan yaitu IDD (Indonesia Deepwater
Development).
Syaifudin juga mengharapkan pada mitra KKKS
wilayah Kalsul untuk tetap mempertahankan produksi ditahun 2020. Dukungan dari
stakeholder di daerah diharapkan dapat memberi kemudahan bagi KKKS untuk dapat
merealisasikan program kerjanya. Ditahun ini beberapa KKKS wilayah Kalsul
tengah merencanakan berbagai pemboran sumur. Kegiatan pembebasan lahan dan
mobilisasi alat selama kegiatan pemboran tersebut diharapkan mendapatkan
dukungan dari masyarakat luas.
Ditengah hambatan teknis dimana sumur-sumur
mengalami laju penurunan Produksi yang secara alamiah mencapai 20% per tahun.
Hambatan sosial lainnya juga menjadi perhatian bagi kegiatan usaha hulu migas
(KUHM). Dimana tahun 2019, di wilayah Kaltim yakni Pertamina E&P Field
Sangasanga terjadi pencurian minyak (Illegal tapping), sejauh ini SKK Migas
telah berkoordinasi dengan penegak hukum dan tim penanggulangan masalah agar
kasus ini tidak terulang kembali.
Terkait pemboran sumur Pertamina Hulu
Kalimantan Timur (PHKT) di Penajam Paser Utara (PPU) juga terdapat klaim-klaim
dari masyarakat nelayan. Namun secara persuasif dan dukungan pemerintah
daerah kendala tersebut bisa diatasi.
“Kepada pemerintah daerah dan masyarakat,
kami memohon dukungan terkait kegiatan produksi dan pengeboran migas yang akan
dilakukan oleh KKKS. Tak henti-hentinya kami terus melakukan komunikasi dan
koordinasi pada semua pihak agar dapat memahami kegiatan hulu migas yang sedang
berlangsung” harap Syaifudin.
Kembali diingatkan Syaifudin, bahwa kegiatan
hulu migas merupakan kegiatan Pemerintah yang statusnya sebagai obyek vital
nasional (Obvitnas). Tak bisa dipungkiri stakeholder daerah secara langsung dan
tidak langsung akan memperoleh manfaat atas keberadaan kegiatan hulu migas
antara lain melalui dana bagi hasil, Participating Interest 10%, pajak &
retribusi, bisnis penyedia barang & jasa lokal, penyerapan tenaga Kerja
lokal, dan ketersediaan pasokan gas baik untuk pembangkit listrik, bahan bakan
industri maupun jaringan gas ke rumah tangga. Mendapatkan program pengembangan
masyarakat (PPM) dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat
baik yang menjadi program KKKS disekitar operasi ataupun kontraktor/vendor yang
menjadi rekan KKKS.(danang/kb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar