Kabarbpp58.net,JAKARTA - Koordinasi SKK Migas dan Kontraktor KKS selama Work from home
mengikuti protokol Covid berhasil membuahkan hasil positif. Sejumlah proyek
dapat direalisasi lebih cepat dari jadwal, walaupun melalui berbagai
keterbatasan.
Perihal
progress pelaksanaan dan percepatan proyek, diungkap dalam rapat manajemen SKK
Migas, pada Rabu (3/6). Pada kesempatan tersebut Deputi Operasi SKK Migas
melaporkan adanya 1 (satu) proyek tahun 2020 yang akan dapat direalisasi lagi
pada Juli 2020, yaitu Proyek Meliwis yang akan dilaksanakan oleh Ophir
Indonesia (Madura Offshore). Proyek ini yang akan menghasilkan produksi gas
sebesar 20 MMSCFD.
“Keberhasilan
mempercepat realisasi proyek hulu migas di tengah pembatasan mobilitas dalam
rangka penanggulangan Covid-19 menunjukkan tekad dan semangat insan hulu migas
untuk dapat melaksanakan program yang telah disepakati dalam Work, Program
& Budget 2020 secara optimal dan efisien”, kata Julius.
Sementara itu,
pelaksanaan proyek yang dapat dipercepat adalah pembangunan proyek Bambu Besar
yag dilaksanakan oleh PT Pertamina EP, Reaktivasi Platform PHE-12 oleh PHE WMO
dan pembangunan fasilitas kompresor gas Sembakung oleh Pertamina EP.
Pelaksanaan proyek-proyek tersebut seharusnya diselesaikan pada tahun 2021,
tetapi Deputi Operasi menyampaikan bahwa proyek-proyek tersebut mampu
diselesaikan pada tahun 2020.
Proyek Bambu
Besar akan menghasilkan gas (non asso) sebesar 3 MMSCFD. Saat ini proyek masih
dalam proses EPC dan akan onstream pada kwartal ke tiga tahun 2020. Sementara
Reaktivasi Platform-12 adalah kegiatan untuk memperbaiki platform yang sempat
miring pada tahun 2017, untuk menghasilkan produksi minyak sebesar 3.000 BOPD.
Diharapkan proyek dapat direalisasi pada akhir tahun 2020. Demikian juga dengan
proyek kompresor Sembakung yang akan diselesaikan pada akhir tahun 2020, dan
menghasilkan gas sebesar 2 MMSCFD.
Kepala SKK
Migas, Dwi Soetjipto menyambut gembira dengan terobosan-tebobosan yang
dilakukan jajarannya bersama Kontraktor KKS sehingga menghasilkan percepatan-percepatan
proyek di lapangan. “SKK Migas bersama KKKS terus melakukan koordinasi
yang intensif untuk memastikan proyek hulu migas dapat berjalan dengan baik
sesuai jadwal. Ditengah wabah Covid-19 dan SKK Migas mampu mempercepat
pelaksanaan penyelesaian 3 proyek menunjukkan peran SKK Migas semakin efektif
dan mampu menjalankan fungsi dengan baik. Hal ini merupakan bagian dari proses
keberhasilan transformasi SKK Migas.
Jika proyek
hulu migas yang direncanakan dapat berjalan dengan baik, maka dampaknya adalah
akan ada peningkatan produksi dan lifting migas. “Tentu saja dampak berganda
dengan tetap berlangsungnya proyek hulu migas adalah mampu menggerakan
perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja khusunya masyarakat sekitar
proyek yang sejalan dengan fokus Pemerintah untuk dapat mendorong ekonomi
bergerak di tengah wabah Covid-19”, kata Dwi.
Dwi menambahkan
“Wabah Covid-19 serta masih rendahnya harga minyak menjadi ujian nyata bagi
upaya merealisasikan visi bersama Indonesia meraih kembali second golden era
dengan mampu memproduksi 1 juta BOPD di tahun 2020, salah satu kunci penting
adalah bagaimana menjaga proyek dapat berjalan dengan baik sesuai jadwal.
Keberhasilan mempercepat proyek tidak lepas dari keberhasilan implementasi 2
pilar transformasi SKK Migas yaitu Integrated Operation Center (IOC) dan One
Door Service Policy (ODSP).
Pada tahun 2020
ditargetkan ada sebelas (11) proyek hulu migas yang akan onstream.
Informasi lebih lanjut:
Susana Kurniasih
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas
Telp : 0812-9136-1544
Tidak ada komentar:
Posting Komentar